ChatGPT vs Bard, Benarkah Sekedar Urusan Persaingan AI?

jurnal firman
By -
persaingan ChatGPT vs Bard bukanlah sekedar isu persaingan teknologi kecerdasan buatan

Ketika ChatGPT muncul, dunia seolah-olah terhenyak dengan kemunculannya yang oleh sebagian besar orang menilai responnya sangat mengagumkan. Seketika itupun dunia heboh dan ChatGPT menjadi viral.

Apalagi ternyata, ChatGPT berhasil merilis teknologi kecerdasan buatan tersebut, karena adanya campur tangan Microsoft yang berinvestasi pada pengembangannya.

Kekaguman banyak orang sebenarnya bisa dimaklumi karena sejatinya ChatGPT menjadi mainan baru, karena teknologi yang sudah ada sekarang seolah membosankan dan stug disitu-situ saja.

Kalau melihat teknologi AI berbasis chat, sebenarnya google sudah mempunyainya dengan OK Google-nya, dan Apple dengan Sirri-nya. Tidak ada yang berbeda kalau dilihat sekilas. Bahkan OK Google bisa meresponnya dengan suara. Sedangkan ChatGPT, ya seperti namanya, hanya terbatas pada fitur chat.

Kalau nantinya ChatGPT sudah bisa mengeluarkan suara, ya balik lagi responnya akan seperti robot lagi. Apalagi kalau harus men-suarakan tulisan panjang. Karena teknologi merespon dengan suara yang memiliki artikulasi seperti manusia kan tidak mudah. Harus banyak library suara yang dimasukkan dengan berbagai pola kalimat.

Dan kekaguman menampilkan respon yang dinilai "lengkap" sebenarnya kan hanyalah tautan informasi yang disortir dan dikembalikan kepada si pengguna ChatGPT atas chat apa yang dimintanya. Ini sebenarnya tidak ada bedanya dengan mesin pencari.

Bahkan dengan menggunakan ChatGPT, secara tidak disadari, kita akan kehilangan sudut pandang lain karena respon dari ChatGPT akan dianggap yang paling relevan. Apalagi ChatGPT membatasi responnya berdasarkan informasi yang masih lampau.

Berbeda dengan mesin pencari, yang akan menampilkan hasil berbeda setiap waktu berdasarkan respon pengguna mana yang dinilai lebih relevan.

Tapi namanya persaingan usaha, tentunya sebagai raksasa teknologi, investor Google menjadi khawatir isu ChatGPT akan mengalahkan Google yang ujung-ujungnya bisa jadi, duit yang sudah diinvestasikan ke Google, menjadi melemah dan berbuntut rugi.

Semuanya kalau sudah berbicara uang, raksasa seperti Google pun masih kalah dengan kepentingan investor. Akhirnya Google pun seolah harus terburu-buru mengeluarkan Bard sebagai produk pesaing ChatGPT. Dan lucunya, narasi "persaingan" menjadi frasa yang seolah mengadu domba Google dan Microsoft.

Padahal ini teknologi AI yang harus dikembangkan dengan hati-hati, agar kekhawatiran yang terjadi di film-film yang bercerita tentang kecerdasan buatan, tidak terjadi.

Baca Juga:

Tags: