Secara umum, hak pekerja dan besaran gaji diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan dan perjanjian kerja antara pekerja dan pengusaha. Gaji yang diterima oleh pekerja serabutan (biasanya dikenal sebagai pekerja lepas, kontrak, atau freelancer) bisa bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk negara tempat pekerja tersebut bekerja, jenis pekerjaan yang dilakukan, dan perjanjian kerja yang disepakati.
Di beberapa negara, pekerja serabutan dapat memiliki hak yang sama dengan pekerja tetap untuk menerima gaji yang adil dan layak. Namun, dalam beberapa kasus, gaji pekerja serabutan dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan atau kontrak antara pekerja dan pengusaha.
Dalam beberapa negara, ada batasan minimum yang ditetapkan oleh hukum terkait upah minimum yang harus dibayarkan kepada pekerja serabutan. Namun, tidak semua pekerjaan serabutan termasuk dalam cakupan undang-undang tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi pekerja serabutan untuk memahami hukum ketenagakerjaan yang berlaku di negara mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki perjanjian kerja yang jelas dengan pengusaha untuk melindungi hak dan kewajiban mereka.
